MATERI PENDIDIKAN ISLAM
Makalah
Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadits Tarbawi
I
Dosen Pengampu: Muhammad Mufid, M.Pd.I
Disusun Oleh:
1.
Atik
Oktavianing Utami ( 2021213001 )
2.
A. Bahrul
Ulum ( 2021213006 )
3.
Novi
Astriani ( 20212130012 )
4.
Retno Palupi ( 20212130067 )
KELAS L
Reguler Sore
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan
Akidah
Pendidikan Aqidah ialah proses
pembinaan dan pemantapan kepercayaan
dalam diri seseorang sehingga menjadi yang kuat dan benar. Proses tersebut
dapat dilakukan dalam bentuk pengajaran, bimbingan dan latihan. Dalam
penerapannya pendidik dapat menerapkan dengan berbagai metode yang relavan
dengan tujuan yang ingin dicapai. Sehubungan dengan itu terdapat dalam hadist
berikut :
عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَابِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُوْلَ اللّه صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ذاتَ يَوْمٍ اِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدٌ بَيَاضُ
الثِّيَابِ شَدِيْدُ ثَوَادِ الشَّعْرِ لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا
يَعْرِفُهُهُ مِنَّا اَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ اِلىَى النَّبِبِّي صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم فَاَسْنَدَ
رُكْبَتَيْهِ اِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخْذَيْهِ وَقَالَ يَا مُحَمَّدٌ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَمِ فَقَالَ رَسُوْلَ
اللّه صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُوْلَ اللّه صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتُقِيْمَ الصَّلَاةَ
وَتُؤْتىَ الزَّكَاةَ وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ البَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ اِلَيْهِ
سَبِيْلاُ. قَالَ صَدَّقْتَ قَالَ فَعَجَبْنَا لَهٌ يَسْأَلُهُ وَيَصَدِّذقُهُ
قَالَ فَاَخْبِرْنِي عَنِ الإِيْمَانِ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ
وَمَلَائِكَتِهِ وَكٌتٌبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الأَخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدْرِخَيْرِهِ وَشَرِّهِ قَالَ
صَدَّقْتَ قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِحْسَانِ قَالَ أَنْ تَعْبُدَاللّهَ
كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنَّ لَمْ تَكُنْ تَرَاهٌ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“Umar ibn al-Khatthâb meriwayatkan: pada suatu hari
ketika kami berada di dekat Rasulullah saw., tiba-tiba datang kepada kami
seorang laki-laki yang sangat putih pakaiannya, sangat hitam rambutnya, tidak
terlihat padanya tanda-tanda dalam perjalanan dan tidak seorang pun di antara
kami yang mengenalnya. Sampai ia duduk di dekat Nabi SAW. lalu ia menyandarkan
kedua lututnya pada kedua lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas
paha Nabi, lantas berkata, "Hai Muhammad! Beritahukan kepada saya tentang
Islam! Rasulullah saw. bersabda: Islam itu adalah pengakuan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikan salat, membayarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan, dan
menunaikan haji bagi orang yang sanggup. Lelaki itu berkata: Engkau benar. Umar
berkata, 'kami tercengang melihatnya, ia bertanya dan ia pula yang
membenarkannya'. Selanjutnya laki-laki itu berkata lagi: Beritahukan kepada
saya tentang iman! Rasulullah saw. menjawab:
Iman itu adalah keyakinan kepada Allah,
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhirat dan qadar baik dan
buruk. Laki-laki itu berkata: Engkau benar. Selanjutnya, ia berkata lagi:
Beritahukan kepada saya tentang ihsan! Rasulullah saw. menjawab: ihsan
itu adalah Engkau menyembah Allah
seakan-akan Engkau melihatnya. Jika kamu tidak bisa melihat-Nya, maka
rasakanlah bahwa Dia melihatmu.” (H.R. Al-Bukhari,
Muslim. Abu Dawud, dan An-Nasa’i)[1]
Dari hadis dapat
di ambil beberapa pelajaran penting mengenai pendidikan, yaitu sebagai berikut:
1.
Dalam
hadits di atas dinyatakan bahwa Jibril datang mengajarkan agama kepada sahabat
Nabi. Dalam proses ini, Jibril berfungsi sebagai guru, Nabi sebagai narasumber,
dan para sahabat sebagai peserta didik.
2.
Dalam
proses pembelajaran, Jibril sebagai guru menggunakan metode Tanya-jawab. Metode
ini efektif untuk menarik minat dan memusatkan perhatian para peserta didik.
3.
Materi
pengajaran agama islam dalam hadis tersebut meliputi aspek-aspek pokok dalam
ajaran agama Islam, yaitu akidah, syariah, dan akhlak. Dari ketiganya, aspek
yang di dahulukan adalah akidah. Ajaran Islam diajarkan secara integral, tidak
secara parsial.
B. Pendidikan Ibadah
Pendidikan ibadah yang dimaksud di
sini adalah proses pengajaran, pelatihan dan bimbingan dalam pengamalan ibadah
khusus.
Dalam
hadits,
عَنْ عُمَرُ بْنُ
شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهِ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعَ سِنِيْنَ وَاضْرِبُهُمْ عَلَيْهَا
وَهُمْ أَبْنَاءُعَشْرٍ وَفَرِّقُوا
بَيْنَهُمْ
فِيْ المَضَاجِعِ
( روه ابو داود )
Dari Umar bin syu’aib berkata, Rasulullah Saw
bersabda : “Perintahkanlah kepada anak-anak kalian untuk sholat ketika berumur 7 tahun, dan pukullah mereka ketika
mereka berumur 10 tahun bila mereka enggan menunaikannya, dan pisahkanlah
mereka dari ranjang-ranjangnya”. (Abu Daud)
Kandungan Pendidikan hadits tersebut adalah:
1.
Dari hadist
diatas sudah jelas yaitu perintah untuk memerintahkan salat atau pendidikan
ibadah diberikan sejak dini sehingga ketika usia baligh maka mereka dapat
mengamalkannya.[2]
2.
Para guru dan
orang tua hendaknya menjelaskan kepada anak-anak dengan penjelasan yang sangat
sederhana tentang pentingnya berbagai bentuk ibadah, lengkap dengan
rukun-rukunnya, seperti shalat, zakat, dan haji. Selain itu, emosional anak
harus di siapkan saat membicarakan berbagai bentuk ibadah sehingga mereka
merindukan ikatan dengan Allah Swt dan beribadah kepadaNya dengan cara yang
benar.
C. Pendidikan
Hati
Pendidikan hati merupakan bagian
dari pembinaan rohani yang ditekankan pada upaya pengembangan potensi jiwa
manusia agar senantiasa dekat dengan Allah Swt, cenderung kepada kebaikan, dan
menghindar dari kejahatan. Sehubungan dengan ini terdapat hadis, antara lain :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ، قَالَ
رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللّهَ لاَ يَنْظُرُ
إِلىَ صُوَرِكُمْ وَاَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ
وَأَعْمَالِكُمْ
“Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW
bersabda : sesunggunya Allah tidak memandang bentuk dan hartamu, tetapi dia
melihat perkerjaanmu (amalmu) dan hatimu.”
Dalam hadis
ini, rasullullah menegaskan bahwa Allah lebih menghargai hati yang bersih dan
amal sholeh daripada bentuk tubuk yang cantik, gagah dan harta yang banyak.
Keadaan hati seseorang sangat menentukan semua
kondisinya yang meliputi perkataan, sikap, dan perbuatan.
Rasulullah
memberikan motivasi yang sangat besar kepada umatnya untuk berusaha
membersihkan hati dari segala sifat yang buruk sekaligus menghiasinya dengan
sifat yang baik.
Cara
membersihkan hati yaitu dengan banyak mengingat mati dan banyak membaca
Al-quran.
D. Penidikan
Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan bagian
integral dan pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan
kebugaran jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat dengan
wahana aktivitas jasmani.
Diantara tujuan pendidikan jasmani
adalah menjaga dan memelihara kesehatan badan termasuk organ-organ pernapasan,
peredaran darah, danj pencernaan, meliputi otot-otot dan urat saraf, serta
melatih kecekatan dan ketangkasan. Sehubungan ini, ditemukan beberapa hadis
sebagai berikut:
1.
Memanah
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللّه
صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُوْلُ
وَأَعِدُّوالَهُمْ مَااسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيييُ
أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيييُ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيييُ
Uqbah bin Amir berkata, “ saya
mendengar Rasulullah Saw bersabda ketika beliau sedang berada atas mimbar,
“Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya
kekuatan itu adalah memanah,
Ketahuilah bahwa sesungguhnya
kekuatan itu adalah memanah,
Ketahuilah bahwa sesungguhnya
kekuatan itu adalah memanah.
(HR. Muslim)
2.
Berkuda
Sehubungan dengan olahraga berkuda,
ditemukan riwayat dari Rasulullah Saw. Diantaranya hadits berikut:
عَنْ عُقْبَةَ
بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ
وَسَلّمَ ارْمُوْا وَارْكَبُوْا وَاَنْ تَرْمُوْا أَحَبُّ اِلَيَّ مِنْ أَنْ
تَرْكَبُوْا وَإِنْ كُلَّ شَيْئٍ يَلْهُوْ بِهِ الرَّجُلُ بَاطِلٌ إِلاّ رَمْيَةَ
الرَّجُلِ بِقَوْسِهِ وَتَأْدِيَبَهُ فَرَسَهُ وَمُلَا عِبَتَهُ امْرَأَتَهُ.
Dari Uqbah bin Amir Al-Juhani bahwa
Rasulullah Saw bersabda, “Memanahlah dan kendarailah olehmu (kuda). Namun,
memanah lebih aku sukai daripada berkuda. Sesungguhnya setiap hal yang menjadi
seseorang adalah batil, kecuali yang memanah dengan busurnya, mendidik atau
melatih kudanya, dan bersenang-senang dengan istrinya.” (HR. Ibnu Majah)
Dapat dipahami dari
hadis diatas bahwa berkuda dan memanah termasuk olahraga yang disukai oleh
Rasulullah. Dalam konteks kehidupan sekarang, anjuran mengendarai kuda dapat
pula diterjemahkan sebagai anjuran menguasai penggunaan teknologi transportasi.
Hal ini sangat dibutuhkan oleh umat Islam.
3.
Menjaga Pola Makan
Pola makan seseorang akan
berpengaruh kepada kesehatan
jasmaninya, selain bahan makanan yang memenuhi persyaratan, polanya
harus baik, yaitu tidak berlebihan. Hal ini sesuai dengan firman Allah di Surah
Al-A’raf: 31 yang berbunyi:
يَبَنِي اَدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ
عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلاَ تُسْرِفُوْا، اِنَّ للّهَ
لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ
Artinya: Hai
anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan.(QS. Al-A’raf: 31)
Ayat diatas,
didukung dengan hadits yang berbunyi:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ، قَالَ رَسُوْلَ اللّه صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ يَأْكُلُ فِي مِعًى وَاحِدٍ وَالْكَافِرُ يَأْكُلُ فِي
سَبْعَةِ أَمْعَاءُ
Ibnu Umar
meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Orang beriman itu makan dengan
satu usus(perut), sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus.” (HR. Al-Bukhari)
Perbedaan usus dalam matan hadis
tersebut menunjukkan perbedaan atau sikap atau pandangan dalam menghadapi
nikmat Allah, termasuk tatkala makan. Orang beriman memandang makan bukan
sebagai tujuan hidup, sedangkan orang kafir menempatkan makan sebagai bagian
dari tujuan hidupnya.
4.
Menjaga Kebersihan
Kebersihan sangat berpengaruh kepada kesehatan dan keadaan
jasmani seseorang. Oleh sebab itu, Rasulullah sangat memperhatikan masalah ini.
Wujud perhatian beliau dapat dilihat dalam hadis berikut.
عَنْ اَبِي
مَالِكٍ الْأَشْعَرِيِّ قَالَ، قَالَ رَسُوْلَ اللّه صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ الطّهُوْرُ شَطرُ الْإِيْمَنِ
Abu Malik Al-Asy’ari bercerita bahwa Rasulullah Saw
bersabda, “Kebersihan itu sebagian dari iman.” (HR. Muslim)
Rasulullah menyenagi keteraturan,
kebersihan dan pemandangan yang indah. Beliau membenci ketidakteraturan,
kekotoran, pemandangan yang buruk, dan bau busuk.
Bukti perhatian
rasulullah terhadap kebersihan dapat dilihat dalam hadis. Beliau telah memberikan keteladanan dalam hal menjaga kebersihan, seperti menggosok gigi, mandi, dan
beristinja’ sehabis buang hajat.
E. Pendidikan
Sosial
Pendidikan sosial adalah proses
pembinaan kesadaran sosial, sikap sosial, dan keterampilan sosial agar anak
dapat hidup dengan baik serta wajar di tengah-tengah lingkungan masyarakatnya.
Sehubungan dengan ini, terdapat hadis –hadis sebagai berikut:
1.
Orang Beriman Harus Bersatu
عَنْ اَبِى مُوْسَى عَنِ النَّبِيِّ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ اِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ
بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ
Dari Abu Musa, Nabi Saw bersabda, “
Sesungguhnya seorang mukmin bagi mukmin yang lain laksana satu bangunan,
sebagiannya menguatkan sebagian yang lain.” Beliau pun memasukkan jari-jari
tangannya satu sama lain. (HR. Al-Bukhori)
Dalam hadis ini, Rasulullah
memberikan motivasi dalam hal persatuan antara sesama orang beriman dengan
metode perumpamaan yang sangat sederhana dan mudah dipahami oleh siapa saja.
2.
Orang beriman Harus Saling Mencintai
عَنْ اَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ لَا يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Dari Anas, Nabi Saw Bersabda, “Tidak
beriman salah seorang kamu sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia
mencintai dirinya sendiri.” (HR. Al-Bukhari)
Dala hadis ini, Rasulullah
menegaskan bahwa kesempurnaan iman seseorang belum diperoleh apabila ia tidak
mencintai saudaranya. Itu berarti bahwa beliau memberikan motivasi yang sangat
besar kepada umatnya agar memiliki rasa dan perilaku sosial yang baik.
3.
Orang beriman Harus Saling Membantu
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ، قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ
الدُّنْيَا نَفَّسَ اللّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَاللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَاللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللّهُ فِي
عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa
Rasulullah Saw bersabda, “ Siapa yang melapangkan seorang mukmin dari satu
kesulitan dunia, Allah akan melapangkannya dari satu kesulitan hari kiamat.
Siapa yang memudahkan dari kesulitan, Allah akan memudahkan dari kesulitan
dunia dan akhirat. Siapa yang menutup aib seorang mukmin, Allah akan menutup
aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanyaselama hamba itu
menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Manusia adalah makhluk sosial. Ia
tidak mampu hidup sendiri. Dalam berbagai hal, manusia membutuhkan bantuan
orang lain. Oleh sebeb itu, manusia harus hidup secara sosial. Ia tidak boleh
mementingkan diri sendiri. Untuk itu, Rasulullah mendidik umatnya agar menjadi
makhluk sosial dengan metode ganjaran atau motivasi yang besar.
F. Makna
Mufrodat:
أَخْبِرْنِي = beritahu aku
رُكْبَتَيْهِ = kedua lututnya
وَضَعَ كَفَّيْهِ = meletakkan kedua tangannya
مُرُوْا = perintahkanlah
وَفَرِّقُوا =
dan
pisahkanlah
أَعِدُّوالَهُم =
menghadapi
mereka
اُرْمُوْا
وَارْكَبُوْا = memanahlah dan kendarailah
وَلاَ
تُسْرِفُوْا = dan janganlah berlebih-lebihan
أَمْعَاءُ =
usus
نَفَّسَ =
melapangkan
كُرْبَةً =
kesulitan
يَسَّر =
memudahkan
سَتَرَ =
menutup
aib
DAFTAR PUSTAKA
Umar,
Bukhari. 2012. Hadis Tarbawi. Jakarta: Amzah
[1] Bukhari Umar, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Amzah, 2012), hlm. 39
[2] http://fischafish17.blogspot.com/2013/07/hadits-tarbawi-materi-pendidikan_23.html
Di akses tanggal 11 Oktober 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar